Bogor, Satunews.id – Suasana haru menyelimuti halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Mu’awanah, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, saat para siswa dan siswi kelas VI resmi dilepas dalam sebuah acara penuh makna pada Sabtu (21/6). Sebanyak 44 siswa-siswi yang telah menempuh pendidikan selama enam tahun, kini harus melepas seragam putih merah yang telah menjadi bagian dari perjalanan masa kecil mereka.
Acara yang digelar secara sederhana namun penuh kekhidmatan ini dihadiri oleh para orang tua murid, dewan guru, komite sekolah, serta tokoh masyarakat. Kepala Sekolah MI Al-Mu’awanah, Hj. Mutiatul Wardah, S.Ag., M.M., dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan haru yang mendalam atas capaian anak-anak didiknya.
“Enam tahun bukan waktu yang singkat. Kami telah menjadi bagian dari pertumbuhan mereka – dari yang dulu datang dengan langkah kecil dan mata polos, kini mereka tumbuh menjadi anak-anak yang siap menatap dunia baru,” ujar beliau dengan suara bergetar menahan tangis.
Tangis pecah saat satu per satu siswa maju ke depan untuk menerima kenang-kenangan dan surat pelepasan. Beberapa di antara mereka tak mampu menyembunyikan air mata, begitu pula para orang tua dan guru yang telah mendampingi tumbuh kembang mereka selama ini.
Moh. Sobar, S.Pd.I, Wali Kelas VI, turut menyampaikan kesan mendalamnya terhadap angkatan tahun ini. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa angkatan ini bukan hanya dikenal karena prestasinya, tetapi juga karena kekompakan dan sikap hormat mereka kepada guru.
”Mereka adalah anak-anak yang luar biasa. Tak sedikit dari mereka yang datang dari keluarga sederhana, tapi semangat belajarnya tak pernah surut. Mereka mengajarkan saya arti ketulusan dan perjuangan,” ujar beliau, tak kuasa menahan air mata.
Salah satu siswi Syabilla Azzahra dengan mata merah karena menahan tangis, sempat menyampaikan harapan kecilnya
”Saya takut tidak bisa menemukan guru sebaik di sini nanti. Saya sedih harus berpisah, tapi saya akan terus belajar supaya bisa membanggakan orang tua dan bapak ibu guru.”
Sementara itu, Aminah , orang tua dari salah satu siswa, turut memberikan kesaksian menyentuh
“Saya titipkan anak saya di sini bukan hanya untuk pintar, tapi juga untuk punya akhlak. Dan alhamdulillah, MI Al-Mu’awanah memberikan itu semua. Hari ini saya menangis bukan hanya karena bangga, tapi karena terharu, anak saya benar-benar dibimbing dengan hati.”
Puncak haru terjadi ketika seluruh siswa-siswi mencium tangan para guru, sebagai simbol pamit dan penghormatan. Di latar belakang, lagu “Hymne Guru” mengalun pelan, mengiringi peluk haru dan air mata yang mengalir tanpa bisa dibendung. Beberapa guru bahkan terlihat menahan isak sambil memeluk murid-murid mereka untuk terakhir kalinya sebagai siswa MI.
Kini, langkah mereka akan berlanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun kenangan di MI Al-Mu’awanah — tentang tawa di ruang kelas, doa pagi sebelum pelajaran dimulai, hingga teguran lembut dari guru — akan terus membekas di hati.
Selamat jalan, anak-anak kami.
Teruslah melangkah, bawa ilmu dan adab yang telah kalian pelajari. Jangan pernah lupakan tempat kalian tumbuh. Dan jika suatu hari kalian kembali, kami akan tetap di sini — menyambut dengan pelukan hangat, seperti dulu.
(Aminah )